SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok
Bahasan : Osteoartritis
Tema :
Latihan Fisik pada Osteoartritis
Sasaran
: Ny.A dan Keluarga
Hari/Tanggal : Jum’at, 01 Januari 2014
Jam : 14.00 WIB
Waktu : 50 menit
Tempat
: Rumah Ny.A
A.
LATAR
BELAKANG
Osteoartritis
lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di masyarakat
yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari empat
pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65
tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar
56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM telah
didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa
perubahan, tidak hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam
periarticular jaringan seperti ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot.
Individu dengan OA lutut juga dikenal dengan gangguan proprioseptif
dibandingkan dengan individu normal pada usia yang sama, dan berdasarkan
histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan yang signifikandari
mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60% pengurangan dalam
kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak digunakan atrofi dan
inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic
Abnormalities and Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis,
Acta
Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January
2009)
Osteoartritis
ditemukan oleh American College of
Rheumatology sebagai sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada
tanda dan gejala sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan
progresif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun,
dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Di seluruh dunia,
osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi penyebab utama keempat kecacatan.
Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika (Helmick et al,
2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang menderita
simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis.
Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis
tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia <40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis
adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai oleh adanya
abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler pada
permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang
mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas
dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat.
Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Namun penyeban
maupun pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan
Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol
1, No 1, Maret 2013)
B.
TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan
penyuluhan selama 50 menit diharapkan Ny.A dapat mengetahui tentang
osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah.
2. Tujuan
Khusus
Setelah dilakukan
penyuluhan, Ny.A mampu:
a.
Ny.A dapat menyebutkan pengertian osteoartritis
b.
Ny.A dapat menyebutkan penyebab osteoartritis
c.
Ny.A dapat menyebutkan tanda dan gejala
osteoartritis
d.
Ny.A dapat menyebutkan cara pencegahan
pada osteoartritis
e.
Ny.A dapat menyebutkan dan mempraktekan cara
latihan fisik dirumah
C.
MATERI
Terlampir
D.
METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya
jawab
E.
MEDIA
1. Leaflet
2. Alat
peraga (latihan fisik: matras atau kasur)
F.
KEGIATAN
PENYULUHAN
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUH
|
KEGIATAN PESERTA
|
1.
|
5
Menit
|
Pembukaan :
1.
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2.
Memperkenalkan diri
3.
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4.
Menyebutkan materi yang akan diberikan
|
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
|
2.
|
30
Menit
|
Pelaksanaan :
1.
Menjelaskan tentang :
a. Pengertian
Osteoartritis
b. Penyebab
Osteoartritis
c. Manifistasi
klinis Osteoartritis
d. Pencegahan
Osteoartritis
2. Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3. Menjelaskan
dan mendemonstrasikan latihan fisik pada osteoartritis
4. Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan mempraktekan perawatan
osteoarthritis
|
Memperhatikan
Bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan
Memperhatikan
Bertanya
dan mendemonstrasikan perawatan OA
|
3.
|
10
menit
|
Evaluasi :
Menanyakan
kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada
pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan.
|
Menjawab
pertanyaan
|
4.
|
5
menit
|
Terminasi :
1.
Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta.
2.
Mengucapkan salam penutup
|
Mendengarkan
Menjawab
salam
|
G.
EVALUASI
Metode
evaluasi : Diskusi tanya
jawab
Jenis
pertanyaan : Lisan
Jumlah
soal
: 3 soal
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS
A.
Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai
penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi )
merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik
sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat
dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46
tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan
jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon,
1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A.
Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang
mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan
gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme,
fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan
subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo
& Martono Hadi ,1999)
B.
Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
- Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis
- Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)
C. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor
predisposisi adalah sebagai berikut:
1.
Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2.
Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan
yang harus dikandungnya.
3.
Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4.
Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5.
Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang
biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6.
Akibat penyakit radang sendi
lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis)
menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan
sendi oleh membran sinovial dan sel-sel
radang.
7.
Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
8.
Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak
sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.
Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi
proteaglikan menurun.
9.
Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
D.
Gambaran
Klinis
- Rasa nyeri pada sendi
Merupakan
gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
- Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya
akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
- Peradangan
Sinovitis
sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
- Mekanik
Nyeri
biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri
biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas.
Nyeri
dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
- Pembengkakan Sendi
Pembengkakan
sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
- Deformitas
Disebabkan
oleh distruksi lokal rawan sendi.
- Gangguan Fungsi
Timbul
akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi
E. Penatalaksanaan
a. Tindakan
preventif
-
Penurunan berat badan
-
Pencegahan cedera
-
Screening sendi paha
-
Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi
stres akibat kerja
-
Menghindari setiap faktor resiko
osteoartritis, seperti mencegah obesitas / kegemukan
-
Berdiri, berjalan, mengangkat barang
harus pada posisi yang benar
-
Berhati-hati agar terhindar dari
berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak
-
Berolah raga harus dengan cara yang
benar, sesuai petunjuk
-
Olah raga yang tepat (termasuk
peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat membantu mempertahankan kesehatan
tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di
sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih baik.
-
Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi
dengan sandaran keras, kasur yang tidak terlalu lembek, dan tempat tidur yang
dialas dengan papan.
-
Menjaga nutrisi agar selalu baik dan
seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang rawan sempurna dan normal
-
Menjaga berat badan agar ideal
c. Farmakologi
: obat NSAID bila nyeri muncul
- Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
- Pembedahan; artroplasti
- Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, latihan gerak sendi
LATIHAN FISIK OSTEOARTRITIS
Hal
yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk
osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien.
Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang
menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi,
atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila
ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2
jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan
harus dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan
fisik yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan
mengurangi stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas,
mengurangi nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.
JENIS LATIHAN FISIK
A. Terapi
Manual
Terapi manual
adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan
meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai
adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara
pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
(Fitzgerald,2004:143)
Gb.1
Latihan ROM lutut pasif
B. Latihan
Fleksibilitas (ROM)
Mobilitas
sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi, meningkatkan
kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago. Latihan
fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat
bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk
pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi
kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak
latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung
dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).
Teknik
peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan peregangan
ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan sekitar
sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak
menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat
mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.
Latihan
fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan
repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan
kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American
society geriatrics, 2001:815).
Gb.
2 Streching otot hamstring dan quadriceps
Gb.3
Latihan ROM lutut aktif
C. Latihan
Kekuatan
Latihan
kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam memperbaiki
disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu: latihan
isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi
nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien
osteoartritis.
Latihan
isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri. Latihan
ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri lutut
saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan
paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi,
sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau
ketahanan berjalan (Lee dkk,2005:12).
Latihan
isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi
tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan
ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis
dengan pembengkakan dan nyeri sendi latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot
da ketahanan ststis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk
gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik awal program penguatan.
Peningkatan kekuatan terjadi saat
kontraksi isometrik dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi
istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila
instabilitas sendi dan nyeri berkurang program latihan secara bertahap diubah
kelatihan yang dinamis (isotonik).
Latihan
kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas, volume,dan
frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi
isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan intensitas latihan,diberitahukan
pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi target penguatan.
Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal effort). Jika
bisa ditoleransi oleh pasien intensitas
ditingkatkan secara bertahap sampai 75% kontraksi maksimal.
Kontraksi
dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi untuk
tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan
ditingkatkan 8-10, sesuai toleransi pasien.
Pasien
diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak antar
kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode
peradanagan akut. Selanjutnya jumlah
latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan
dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya resiko
peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari 10 detik.
Kontraksi
isotonik digunakan untuk aktivitas
sehari-hari. Latihan kekutan isotonik memperlihatkan efek positif pada
metabolisme energi kerja insulin, kepadatan tulang dan status fungsional pada
orang sehat. Jika tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi,
bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoatritis (American geriatics
society,2001:817)
Gb.3
Latihan otot-otot penyokong sendi lutut
D. Latihan
Aerobik
Latihan
aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik di kolam
renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot, meningkatkan
ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat pada pasien
osteoatritis. Suatu systemtic rivew
memperlihatkan bahwa latihan aerobik efektif menghilangkan nyeri dan
memperbaiki fungsi sendi(van Baar,19999:16).
Pemilihan
aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status
penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam
air hangat dapat mengurangi nyeri otao dan sendi, mengurangi beban sendi,
meningkatkan gerakan yang tidak
menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with
osteoartritis pain: consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan
Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol
1, No 1, Maret 2013
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa
Terhadap Reduksi Nyeri Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Gowa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi
Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of
knee osteoarthritis. Cur Opin Rhematol; 16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb
osteoarthritis in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Long C Barbara, Perawatan Medikal
Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Price,
S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology
Clinical Concept of Disease Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta, EGC
Rachmah
L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen
Terpadu Osteoartritis. FIK UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013,
filetype:pdf
Smeltzer
C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih
Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Soeparman
(1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi
Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic
Abnormalities and Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis,
Acta
Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January
2009
Van baar.1999. Effectiveness of exercise therapy in patiens with osteoarthritis of the
hip or knee: a systematic review of randomized controlled study. Accupunct
Med; 22:14-22
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri
Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA
BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com