BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
System kesehatan dijelaskan
berdasarkansystem dan komponen-komponen yang berpengaruh dan membentuk system
kesehatan itu sendiri. Sebagai tambahan akan disampaikan permasalahan kesehatan
yang sekarang sedang terjadi beserta perlunya suatu hubungan yang terintegrasi
antara system kesehatan di daerah yang sesuai visi dan misi system kesehatn
nasional. Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti
globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi, serta
pemahaman kesehatan sebagai hak asasi dan investasi mendorong terjadinya revisi
terhadap system kesehatan yang yang selama inni menjadi dasar
pembangunankesehatan.
Secara global, yang terjadi di dunia
selama ini adalah adanya variasi outcomes antara poetnsi system dan performance
sebenarnya di berbagai Negara berkembang, padahal memiliki sumber dan
kesempatan yang relative sama. Hal ini sangat terkait dengan keefektifan dan
kemampuan system yang digunakan dalam memberdayakan semua sumber daya untuk
menghasilkan outcomes yang diingginkan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas yang menjadi fokus pembahasan dari penulisan makalah ini
adalah:
1)
Welfare System di Norwegia
2)
Jaminan Sosial oleh Negara
di Norwegia
3)
Sistem kesehatan umum di Norwegia
4)
Skema Asuransi Nasional
Norwegia
5)
Model Pelayanan Kesehatan
Jiwa Di Norwegia
6)
Sumber Daya Produksi
Kesehatan
7)
Pelayanan Jasa Kesehatan
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui lebih mendetail lagi mengenai mata kuliah ilmu
Kesehatan masyarakat khususnya untuk pembahasan mengenai pelayanan dan asuransi
kesehatan fdi negara norwegia sebagai negara berkembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Welfare System di Norwegia
Norwegia adalah salah satu negara
yang masih percaya pada mekanisme negara kesejahteraan (welfare state).
Selama ini negara-negara tersebut selalu berada dalam peringkat atas HDI.
Peringkat tinggi yang dicapai negara-negara Skandinavia tersebut sebenarnya tak
terlalu mengherankan apabila dilihat dari aspek kemampuan ekonomi negara dan
mapannya sistem pengelolaan jaminan sosial lewat model welfare state.
Asumsi yang mendasar dari model ini
adalah bahwa pasar kapitalis memiliki logika yang sekedar mencari keuntungan
ekonomi. Implikasinya pasar dianggap tidak akan mampu untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sosial. Sementara di sisi lain negara
dianggap ada dan didisain untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Dengan begitu
maka negara menjadi institusi utama yang mesti berperan dalam menjalankan
pelayanan publik.
Dengan sistem ini maka dimaksudkan
bahwa negara memiliki tujuan untuk memastikan bahwa seluruh warga negara
mendapatkan keamanan ekonomi dan keamanan sosial (social and economic
safety). Negara juga menjamin bahwa semua warga negara berhak mendapatkan
kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan, tanpa
memperhatikan kelas sosial atau pendapatan ekonominya (Ellingson, Mac
Donald-2000).
Norwegia mulai menerapkan sistem
kesejahteraan ini pada tahun 1909 dalam sektor kesehatan, dimana warga negara
yang memiliki pendapatan rendah akan mendapatkan pelayanan kesehatan gratis
ketika mereka sakit. Sistem ini dimapankan pada periode pasca Perang Dunia II
di Norwegia, dan juga di berbagai negara Eropa, sebagai respon dari krisis
kapitalisme pada tahun 1930-an. Pasar kapitalisme dianggap bermasalah dalam
mewujudkan kesejahteraan, sehingga intervensi negara dalam ekonomi dianggap
penting.
2.2. Jaminan Sosial oleh Negara di
Norwegia
Meskipun arus ideologi neoliberal
juga menerpa kencang belahan Eropa Utara, akan tetapi pembuat kebijakan dan
publik di Norwegia pada umumnya masih meyakini bahwa negara mesti menjadi agen
utama yang mendistribusikan kesejahteraan kepada warganya.
Di sektor kesehatan negara berperan
dominan, meskipun pelayanan privat juga mulai bermunculan. Rata-rata
pengeluaran negara per penduduk dalam sektor kesehatan di Norwegia adalah yang
terbesar di Eropa. Pelayanan di rumah sakit dijalankan secara gratis, meski
dalam level yang rendah orang mesti membayar biaya administrasi. Namun begitu,
obat tetap menjadi tanggung jawab pasien. Hanya saja ketika harga obat dirasa
mahal pasien bisa meminta dokter untuk menuliskan “resep biru”. Dengan cara ini
maka biaya obat yang mahal sebagian besar akan ditanggung negara.
Terobosan dalam pelayanan kesehatan
yang paling mutakhir adalah fastelegeorningen. Ini adalah kebijakan
negara yang mengatur bahwa setiap penduduk memiliki hak untuk mempunyai atau
mendapat pelayanan dokter secara pribadi. Tiap orang “memiliki” dokter sendiri.
Dengan begitu maka tiap orang mendapatkan kesempatan untuk mengakses pelayanan
kesehatan secara cepat tanpa harus mengantri di rumah sakit.
2.3. Sistem kesehatan umum di
Norwegia
Isu kesejahteraan di Norwegia muncul pada tahun
1900-an, diikuti dengan ekpansi besar-besaran di bidang sistem kesehatan umum
dan perawatan. Pada tahun 1870, tiap tenaga medis melayani 4.000 pasien, dan
angka ini mengalami penurunan pada tahun 1995 menjadi 285 pasien per tenaga medis.
Layanan kesehatan umum didanai oleh
pajak dan dirancang untuk dapat diakses oleh semua penduduk tanpa memandang
status sosial. Dengan sekitar 220.000 pegawai, sektor kesehatan umum merupakan
salah satu sektor terbesar bagi masyarakat Norwegia.
Sistem kesehatan umum berada di
bawah pengawasan Menteri Kesehatan dan Sosial, yang bertanggung jawab dalam
merencanakan dan memonitor kebijakan kesehatan nasional. Tanggung jawab tentang
kondisi pelayanan didesentralisasikan ke tingkat kota praja dan regional. Kota
praja bertanggung jawab memberikan layanan kesehatan utama seperti klinik
dokter umum, sementara pemerintah daerah dan lima bagian kesehatan lainnya
menyediakan layanan medis spesialis, seperti rumah sakit. Sejumlah rumah sakit
swasta dan layanan kesehatan juga telah didirikan sebagai tambahan untuk
fasilitas umum.
Antrian di rumah sakit dan jumlah
lanjut usia merupakan dua tantangan terbesar bagi kebijakan kesehatan Norwegia.
Persentase para lanjut usia meningkat tajam pada tahun 1970, sehingga menciptakan
kebutuhan akan layanan pengobatan, rehabilitasi dan perawatan.
Fasilitas rumah sakit umum yang
pertama di Norwegia didirikan pada sekitar tahun 1700-an, dengan munculnya
rumah sakit khusus dan ruang perawatan pada akhir tahun 1800-an. Ketika mesin
x-ray dan peralatan anestesi moderen mulai bermunculan setelah tahun 1900,
rumah sakit moderen memperoleh momentum baru. Sejak tahun 1945, pengembangan
layanan kesehatan umum telah mengikuti tren internasional dalam hal penggunaan
antibiotik dan jenis pengobatan lainnya, serta perbaikan berkesinambungan di
bidang teknologi medis.Para tenaga medis telah menjadi tulang punggung layanan
kesehatan umum Norwegia, dan seringkali membuka jalan bagi reformasi kesehatan.
2.4. Skema Asuransi Nasional
Norwegia
Semua warga negara Norwegia dan
individu yang berkerja di Norwegia secara otomatis memenuhi syarat menjadi
anggota Skema Asuransi Nasional, yang merupakan skema asuransi pemerintah yang
memberikan dana pensiun (misalnya untuk usia lanjut, penyandang cacat) serta
manfaat yang berhubungan dengan kecelakaan kerja, kecelakaan umum dan penyakit,
kehamilan, kelahiran, orang tua tunggal dan pemakaman. Bersama dengan skema
asuransi untuk uang saku keluarga dan manfaat uang tunai bagi orang tua dengan
anak kecil (kontantstøtte), Skema Asuransi Nasional terdiri dari skema asuransi
umum yang paling penting di Norwegia.
Pada akhir tahun 1999, sekitar 1,1
juta orang mendapatkan dana dari asuransi nasional sebagai sumber pendapatan,
termasuk sekitar 900.000 usia pensiun. Pada tahun 1999, total pengeluaran
pensiun mencapai 162 juta NOK, atau sama dengan 13,6% GDP dan sekitar 34,3%
anggaran nasional. Skema Asuransi Nasional didanai oleh biaya keanggotaan dari
para pegawai, wiraswasta dan pihak terasuransi lainnya, kontribusi perusahaan
dan dana pemerintah.
Layanan umum pertama kali muncul
pada tahun 1700. Sebelumnya, keluarga, gereja atau individu bertanggung jawab
merawat orang miskin, orang sakit atau para lanjut usia. Perluasan layanan
sosial dan asuransi nasional berhubungan erat dengan proses industrialisasi.
Industri membawa penyakit baru, memicu tingkat mobilitias yang lebih tinggi
sehingga melemahkan ikatan keluarga. Dan pada saat yang bersamaan memberikan
dasar ekonomi untuk reformasi sosial. Asuransi Kecelakaan Norwegia untuk
Pekerja Pabrik tahun 1895 secara perlahan-lahan diperbaiki untuk mencakup
profesi lainnya, diikuti dengan pengenalan tunjangan saat sakit, tunjangan hari
tua (1936), tunjangan pengangguran (1939), tunjangan cacat tubuh (1960) dan
tunjangan bagi janda dan orang tua tunggal wanita (1964). Pada tahun 1967,
tunjangan sosial yang diperkenalkan sebelum Perang Dunia II digabungkan dengan
Skema Asuransi Nasional. Pembayaran dari skema tersebut ditentukan oleh jumlah
poin pensiun yang diraih tiap individu.
Rata-rata usia kehidupan di Norwegia
adalah 78,7 tahun (2001). Secara umum masyarakat memiliki kondisi kesehatan
yang sangat baik dengan angka kematian balita yang sangat rendah. Hampir
seluruh masyarakat menyelesaikan pendidikan sekolah menengah dan memiliki
kecakapan menulis serta membaca. Angka kemiskinan relatif rendah dibanding
dengan negara OECD lainnya dan kondisi kemiskinan yang sangat memprihatinkan
tidak dijumpai di Norwegia.
Angka produksi domestik kotor (GDP)
per kapita sangat tinggi dengan tingkat kesejahteraan yang merata. Disamping
itu, kesetaraan jender juga diakui pada seluruh lapisan masyarakat. Untuk
menjaga kesejahteraan masyarakatnya, Norwegia telah menerapkan layanan
kesehatan umum yang didanai oleh pajak dan skema asuransi nasional, dan berlaku
untuk semua warga negara dan penduduk.Baik konsumsi publik dan pribadi
meningkat tajam sejak tahun 1900, dan tingkat kesejahteraan pada beberapa
dekade terakhir dikarenakan penemuan dan eksploitasi minyak lepas pantai dan
gas alam di Laut Utara. Dibawah tekanan modernisasi dan urbanisasi yang
meningkat, pola kehidupan tradisional yang stabil telah digantikan dengan
mobilitas yang tinggi, dimana orang lebih banyak bergerak dan berganti
pekerjaan.
2.5. Model Pelayanan Kesehatan Jiwa
Di Norwegia
Norwegia sebagai salah satu negara
skandinavia dengan luas wilayah 3,8 juta km2 yang dihuni oleh 4,6 juta penduduk
merupakan salah satu negara makmur di Eropa. Penghasilan utama negeri ini dari
minyak bumi yang menyumbang devisa paling besar bagi penyelenggaraan negara.
Diikuti hasil tambang, hasil laut, hasil hutan dan beberapa sumber pemasukan
lainnya, membuat negara ini terkenal sebagai neraga makmur dan tidak mempunyai
hutang luar negeri.
Sebagai negara kaya dan demokratis,
rakyat mendapat perlindungan yang sangat baik dari negara, sehingga mereka
dapat hidup makmur dan bisa dikatakan berlebihan. Perlindungan yang diberikan
negara juga meliputi pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas. Salah satunya
adalah hak penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang berkualitas
dan manusiawi.
Pelayanan kesehatan jiwa di Norwegia
dirancang sedimikian rupa, sehingga para penderita gangguan jiwa (gila)
diperlakukan secara manusiawi dengan menjunjung tinggi hak sebagai manusia dan
sebagai warga negara yang sama dengan warga negara lainnya. Norwegia memiliki
banyak pelyanan kesehatan jiwa yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan
dengan mudah dapat dijangkau oleh penduduk.
Pada awalnya Norwegia memberlakukan
sistem pelayanan kesehatan jiwa yang sentralistik, dimana pasien dengan sakit
jiwa semuanya dirawat di rumah sakit jiwa. Keadaan ini telah membuat pelayanan
kesehatan jiwa menjadi sangat buruk dan tidak manusiawi. Karena rumah sakit
tidak punya cukup fasilitas untuk menampung sekian banyak pasien. Sehingga pelayanan
yang diberikan pun tidak lagi menyentuh asas kemanusiaan.Setelah beberapa kali
studi yang dilakukan departemen kesehatan baik di dalam dan luar negeri,
akhirnya Norwegia melakukan perubahan menyeluruh dalam sistem pelayanan
kesehatan jiwa, dimana rumah sakit tidak lagi menjadi pusat pelayanan bagi
pasien jiwa, tapi rumah hanya akan melayani pasien jiwa akut yang beresiko
terhadap keselamatan dirinya dan orang lain.
Pemberlakuan sistem ini dilanjutkan
dengan pengembalian pasien yang menumpuk di rumah sakit jiwa ke masyarakat,
sehingga mereka dapat hidup normal dalam masyarakat, tidak lagi terkurung di
rumah sakit ibarat seorang tawanan yang berada dalam terali besi yang
mendapatkan pengawasan ketat ibarat seorang penjahat dari pemberi pelayanan kesehatan.Pada
tahap awal, keadaan ini sempat mebuat gempar para keluarga pasien karena mereka
tidak mampu dan tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana merawat pasien
jiwa di keluarga, sehingga hal ini menimbulkan protes dari masyarakata dan
politisi terhadap kebijakan yang diambil oleh departemen kesehatan.
Protes ini merupakan titik awal dari
perubahan sistem pelayanan yang berbasis rumah sakit (sentralisasi) kearah
berbasis masyarakat (desentralisasi), dimana penderita gangguan jiwa dengan
mudah mendapat pelayanan kesehatan jiwa di masyarkat. Kemudian berdirilah
berbagai fasilitas kesehatan jiwa didalam masyarakat, seperti pusat kesehatan
jiwa masyarakat, pusat kesehatan jiwa keluarga, rumah aktivitas bagi penderita
gangguan jiwa, pelayanan kesehatan jiwa di rumah dan pusat kesehatan jiwa
di sekolah. Untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa disetiap pusat
pelayanan kesehatan jiwa, pemerintah Norwegia menempatkan tenaga-tenaga
kesehatan yang berkualitas, seperti adanya dokter keluarga sebagai pusat
rujukan pertama masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa. Kemudian
pemerintah juga menempatkan banyak perawat jiwa pada setiap unit pelayanan
kesehatan yang dibantu oleh para pekerja sosial yang telah dilatih tentang
penanganan pasien jiwa, serta menempatkan spesialis jiwa untuk penanganan
tindak lanjut sebelum pasien di rujuk ke rumah sakit jiwa atupun ketika pasien
kembali dari rumah sakit jiwa ke masyarakat. Pelayanan spesialis ini akan
diperoleh pasien jiwa di pusat kesehatan jiwa mayarakat.
Untuk lebih jelasnya mari kita
melihat jalur rujukan penderita gangguan jiwa mulai dari tingkat yang terkecil
hingga ke pasien dimasukkan ke rumah sakit jiiiwa. Bila masyarakat mengalami
masalah dengan gangguan jiwa, maka dengan cepat mereka dapat mengakses
pelayanan kesehatan di dokter keluarga (fastlegen). Disini sang dokter akan
menentukan seberapa berat pasien mengalami masalah kesehatan jiwa. Bila pasien
berada dalam keadaan tenang, tapi memerlukan konsultasi spesialisasi, maka
mereka akan dirujuk ke pusat kesehatan jiwa masyarakat yang menyediakan
pelayanan sepesialisasi. Bila pasien dalam keadaan gawat, maka pasien dapat di
rujuk ke rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, pasien tidak langsung
dimasukkan ke ruang akut, tapi mereka akan dipantau selama 2-3 hari di ruang
emergensi, dan bilan dalam waktu tersebut pasien menjadi tenang, maka pasien
akan dikembalikan ke keluarga dengan membawa surat rujukan ke pusat kesehatan
jiwa masyarakat. Tapi bila pasien dalam waktu pemantauan menunjukkan gejala
berat yang dapat mengganggu keselamatan dirinya dan orang lain, baru dia bisa
dirawat di ruang akut rumah sakit jiwa.
Begitu juga halnya bila pasien
anak-anak, dokter keluarga akan menentukan kemana si pasien akan dirujuk,
apakah cukup hanya berkonsultasi ke pusat kesehatan jiwa keluarga atau ke pusat
kesehatan jiwa masyarakat bahkan bila keadaan sangat buruk akan di rujuk ke
rumah sakit jiwa. Anak dengan usia sekolah juga akan mendapat perhatian khusus
oleh pusat kesehatan jiwa sekola, sehingga bila terjadi beberapa kelainan yang
serius akan cepat dilaporkanke keluarga untuk mendapat penanganan lebih lanjut
dari instansi pelayanan kesehatan jiwa terkait.Dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan jiwa ini, terjadi kerja sama yang erat antar setiap instansi pelayanan
yang ada. Sehingga setiap pasien jiwa yang ada dalam masyarakat akan selalu
terdeteksi perkembangannya oleh pusat pelayanan kesehatan jiwa yang ada.
Tidak hanya itu, pasien jiwa yang
hidup dalam keluarga akan mendapat pemantauan dari pekerja sosial yang konsen
terhadap permasalahan kesehatan jiwa. Pasien jiwa juga dengan mudah dapat
berkunjung ke rumah singgah yang menjadi pusat aktivitas penderita
gangguan jiwa atau menelpon pekerja sosial, bila dia merasa membutuhkan
seseorang untuk berbicara dan menemani mereka. Karena sangat penting bagi
pasien jiwa bila mengalami perasaan tidak menentu, ada seseorang yang
menemaninya untuk membicarakan permasalahan dan bila memungkinkan mencari
solusi pemecahan masalah.
Pasien jiwa juga setiap saat bisa
berkunjung ke rumah singgah, ke pusat kesehatan masyarakat atau pusat kesehatan
keluarga bila mereka membutuhkan bantuan. Semua pusat pelayanan tersebut juga
menyediakan berbagai aktivitas kepada pasien jiwa yang dibagi dalam
kelompok-kelompok sesuai dengan minat bakat mereka, untuk menumbuhkan perasaan
bahwa mereka masih dibutuhkan dalam kehidupannya. Kegiatan-kegiatan itu bisa
berupa pertukangan, seni gambar, seni drama, seni musik, pembuatan kue dan
makanan, kegiatan olah raga dan banyak lainnya. Kelompok ini sangat membantu
pasien untuk meningkatkan kepercayaan diri dan penting untuk sosialisasi.
Bagi pasien-pasien yang akut dan
membutuhkan perawatan seumur hidup, pemerintah menyediakan tempat tinggal
seperti apartemen yang disewa untuk ditinggali oleh penderita gangguan
jiwa lengkap dengan petugas sosial yang siap memberi bantuan bagi mereka.
Mereka bisa hidup layaknya masyarakat pada umumnya, namun bila mereka
membutuhkan bantuan maka pekerja sosial akan memberikan bantuan untuk mengatasi
permasalahan yang di alami.Lebih jauh lagi bagi penderita gangguan jiwa yang
telah kehilangan pekerjaan karena gangguan jiwa yang dialaminya, maka ketika
keadaannya membaik, pusat pelayanan kesehatan jiwa akan berkerja sama dengan
departemen tenaga kerja untuk mencari perusahaan-perusahaan kecil yang mau
menampung mereka untuk bekerja. Departemen tenaga kerja juga akan memberi
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan penderita sesuai dengan
keterampilan yang dibutuhkan perusahaan tersebut.
Untuk meningkatkan kemampuan pasien
jiwa agar dapat kembali ke dunia kerja, pemerintah membangun pabrik, seperti
pabrik makanan, pertanian dan lainya yang semua pekerjanya dalah para bekas
penderita gangguan jiwa. Mereka akan digaji sebagaimana layaknya pekerja pada
umumnya, karena mereka punya hak yang sama. Setelah mereka benar-benar mampu
untuk bekerja, maka mereka akan dicarikan pekerjaan diluar sesuai dengan
kemampuan yang telah dimilikinya.
Begitulah bentuk pelanyanan
kesehatan jiwa yang diberikan pemerintah Norwegia kepada setiap penderita
gangguan jiwa, sehingga kita tidak pernah menjumpai ada penderita gangguan jiwa
yang berkeliaran di jalanan tanpa ada pelayanan yang layak, kita sangat jarang
melihat penderita ganggun jiwa yang bunuh diri, tidak ada yang dipasung
dan tidak ada juga yang menjadi beban berlebihan bagi keluarga. Pemerintah
selaku tempat masyarakat berlindung dan memperoleh pelayanan telah menjalankan
fungsinya dengan baik untuk melindungi setiap masyarakat, sehingga mereka akan
mendapat hak-hak mereka secara adil.
2.6. Struktur Organisasi
Fungsi utama struktur organisasi
system kesehatn bertumpu pada Menteri Urusan Sosial,hal ini termasuk membawahi
direktorat kesehtan dan asuransi nasional. Fungsi kesehatn lainya dilengkapi
oleh kantor pemerintah yang berfungsi kesehatan dan lembaga kesehtan suka
rela non pemerintah dan swasta yang sangta berkontribusi banyak.jumlah pelayan
kesehatan swasta jauh lebih sedikit dan berbentuk kepemilikan pribadi. Tanggung
jawab direktorat kesehatn sangat besar dalam melakukan pencegahan dan mengidentifikasi
kesehatan publik. Di tinkat nasional, terdapat medical service yang bertanggung
jawab terhadap administrasi para professional kesehtan seperti dokter, dokter
gigi dan perencaan rumah sakit, pengawasan obat-obatan.
2.7. Sumber Daya Produksi Kesehatan
Sumber daya kesehatan di Norwegia
relatif melimpah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari factor sumber
daya manusia, Norwgia memiliki suplay dokter umum dan sisanya adalah spesialis.
Begitupun dengan jumlah dokter gigi dan bidan yang memiliki rasio diatas
rata-rata Negara lain. Dari sumber daya fasilitas, rumah sakit disediakan oleh
pemerintah provinsi dengan kemampuan menyediakan tempat tidur sebesar 90%. Dari
factor sumber komuditas, yaitu obat-obatan, ternyata norwegia tidak setangguh
Amerika dalam menyediakan obat-obatan. Perusahaan dalam negri hanya mampu
memenuhi obat-obatan sebesar 25%, sedangkan sisanya diproleh dari impor.
Norwegia pun termasuk Negara yang sangat ketat dalam regulasi obat-obatan baik
local mauun impor, buktinya dari 2.000 obat-obatan yang termasuk dosis dokter
ternyata hanya 1.100 yang bias lolos registrasi.
2.8 . Sumber Pembiayaan
Ditinjau dari sumber daya produksi
dan tenaga kesehatannya, Norwegia termasuk Negara yang memiliki surplus tinggi.
Era 1990 negara ini mampu mengalokasikan 6,8% dari GPD untuk system kesehatan
dan hal ini terus meningkat hingga tahun 2003 yang mencapai 10,3%bdari
GDP.layanan kesehatan umum didanai oleh pajak dan dirancang untuk dapat di
askes oleh semua penduduk tampa memandang status social. Tanggung jawab tentang
kindisi pelayanan disentralisasikan ketingtat kota dan regional.
2.9 . Manajemen
Dari segi manajemen terdapat lima
lembaga yang bertanggung jawab terhadap system kesehatan, yaitu sebagai
berikut:
- Departemen Kesehatan, bertanggung jawab terhadap perencanaan, pencegahan, dan rehabilitas kesehatan.
- Departemen rumah sakit, bertanggung jawab terhadap perencanaan rumah sakit, pengobatan dan perawatan gigi.
- Departemen pharmaceutical, bertanggung jawab terhadap penyediaan obat-obatan.
- Departemen kesehatan lingkungan, bertanggung jawab terhadap penanganan epidemiologi dan statistic, jasa pencegahan bencana linkungan, dan menjamin lingkungan yang higienis dan makanan bernutrisi.
- Departemen administrasi, bertanggung jawab terhadap financial.
2.10. Pelayanan Jasa Kesehatan
Antrean di rumah sakit dan jumlah
lanjut usia merupakan tantanngan terbesar bagi kebijakan kesehatan, Norwegia.
Persentase para lanjut usia meningkat tajam pada tahun 190 sehingga menciptakan
kebutuhan akan layanan pengobatan,rehabilitasi, dan perawatan yang lebih
khusus.
Fasilitas rumah sakit umum yang
pertama di Norwegia didirikan sekitar tahun 1700-an. Akhir tahun 1800-an
munculnya rumah sakit dengan ruang perawatan khusus. Ketika mesin x-ray dan
peralatan anastesi modern mulai bermunculan setelah tahun 1900, rumah
sakit modern memproleh momentum baru. Sejak tahun 1945, pengembangan
layanan kesehatan umum telah mengikuti tren internasional dalam hal penggunaan
antibiotic dan jenis pengobatan lainnya serta perbaikan kesinambungan dibidang
teknologi medis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Norwegia adalah salah satu negara
yang masih percaya pada mekanisme negara kesejahteraan (welfare state).
Dengan sistem ini maka dimaksudkan bahwa negara memiliki tujuan untuk
memastikan bahwa seluruh warga negara mendapatkan keamanan ekonomi dan keamanan
sosial (social and economic safety). Negara juga menjamin bahwa semua
warga negara berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan dan
pelayanan kesehatan, tanpa memperhatikan kelas sosial atau pendapatan
ekonominya (Ellingson, Mac Donald-2000).
Di sektor kesehatan negara berperan
dominan, meskipun pelayanan privat juga mulai bermunculan.Rata-rata pengeluaran
negara per penduduk dalam sektor kesehatan di Norwegia adalah yang terbesar di
Eropa. Norwegia menduduki peringkat teratas kondisi kehidupan nasional menurut
UNDP Human Development Index Rata-rata usia kehidupan di Norwegia adalah 78,7
tahun.
Pelayanan di rumah sakit dijalankan secara gratis.
Obat tetap menjadi tanggung jawab pasien. “Resep biru“,maka biaya obat yang
mahal sebagian besar akan ditanggung negara.
3.2. Saran
Dengan diterangkannya model sistem
kesehatan di berbagai negara, salah satunya di negara norwegia, maka diharapkan
Indonesia dapat mengacu untuk lebih mengembangkan sistem kesehatan yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. PT RAJAGRAFINDO PERSADA ; Jakarta
Sistem Kesehatan Umum dalam http://www.norwegia.or.id/
facts/living/healthsystem/ public.htm
Welfare
Sistem dalam http://www.ireyogya.org/ire.php?about=f21_gagas.htm
Kesehatan
dalam http://www.norwegia.or.id/facts/living/health/health.htm
Kesehatan Sebagai Kebijakan Di Luar Negri dalam http://www.norwegia.or.id/ policy/Health+speech+amb.htm
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com